ARTIKEL INTERPERSONAL SKILL GURU
Oleh
: Duty Metta Setyani
UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan mengamanatkan bahwa guru adalah pendidik profesional. Seorang guru
atau pendidik profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana
(S1) atau diploma empat (D4), menguasai kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Lahirnya UU dan PP tersebut, pada dasarnya merupakan kebijakan
pemerintah yang didalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki
mutu guru di Indonesia.
Untuk mencapai tujuan ini, tentulah perlu adanya
peningkatan kualitas seorang guru selain keterampilan dan pengetahuan mengajar. Maka dari itu pendidikan soft skill sangat berperan dalam meningkatkan kualitas seorang
guru. pendidikan soft skill yakni pendidikan yang bertumpuan pada
pembinaan mentalitas (stabil mentalnya, dewasa, bijaksana, berwibawa, berakhlak
mulia, menjadi teladan bagi peserta didik, dan peka terhadap realitas
lingkungannya). Pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan
penting dalam dunia pendidikan, dalam hal ini guru. Karena guru akan menjadi
teladan bagi para siswa, yang meliputi bagaimana guru terampil dalam menerapkan
manajemen diri (berkomunikasi, memimpin, membina hubungan dengan orang lain,
dan mengembangkan diri). Dalam paradigma pendidikan yang baru, tugas seorang
guru memang bukan hanya mengajar, tapi juga mendidik. Dalam mendidik inilah,
kemampuan berkomunikasi, kemampuan beradaptasi, bekerja sama, tanggung jawab,
kejujuran, dan sebagainya sangat dibutuhkan. Kemampuan-kemampuan inilah yang
disebut soft skills. Pengembangan soft skills guru harus berlandaskan pada
kehidupan nyata, berfikir tingkat tinggi, aktivitas siswa, aplikatif, penilaian
komprehensif, dan pembentukan manusia
yang memiliki akal
sehat.
Pada dasarnya soft skill merupakan
keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal
skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri(intrapersonal
skills) yang mampu mendongkrak kinerjanya secara maksimal. Bila dicermati lebih lanjut dalam kompetensi guru yang
termasuk soft skills adalah kepribadian dan sosial. Kompetensi kepribadian disebut
dengan intrapersonal skills karena berhubungan dengan
personal, sedangkan kompetensi sosial disebut interpersonal skills.
Sedangkan dua kompetensi lain yaitu pedagogikdan profesional termasuk hard
skills.
Menurut Sumardi,
kompetensi kepriadian ialah sifat-sifat unggul seseorang, seperti sifat ulet,
tangguh dan tabah dalam menghadapi tantangan atau kesulitan, dan cepat
bangkit apabila mengalami kegagalan,
memiliki etos belajar dan etos kerja yang tinggi, berfikir positif terhadap
orang lain, bersikap seimbang antara mengambil dengan dan memberi dalam
hubungan sosial, dan memiliki komitmen atau tanggung jawab.
Kompetensi
social merupakan kemampuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat untuk :
(a) berkomunikasi lisan dan tuliasan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesame pendidik, tenaga pendidik, orang tua/ wali peserta didik, ; da (d)
bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. (BNSP, 2006: 88). Menurut
Sukmadinata (2006 :193), “diantara kemampuan social dan personal yang paling
mendasar yang harus dikuasai guru adalah idelaisme, yaitu cita-cita luhur yang
ingin di capai dengan pendidikan.” Cita-cita semacam itu dapat diwujudkan guru
melalui : pertama, kesungguhannya dan
mengajar dan mendidik murid. Tidak peduli kondisi ekonomi, social, politik, dan
medan yang dihadapinya. Semangat memberikan pengajaran bagi muridnya.
Kompetensi pedagogik adalah
kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan
pembelajaran yang mendidik. Dalam kompetensi pedagogik seorang guru ditandai
dengan kemampuannya menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
sikap da tindakan yang dapat dijadikan teladan. Pemahaman tentang peserta didik
meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak. Sedangkan pembelajaran
yang mendidik meliputi kemampuan merancang pembelajaran, mengimplementasikan
pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan
secara berkelanjutan. Tugas guru yang utama ialah mengajar dan mendidik murid di kelas dan di luar kelas. Guru selalu
berhadapan dengan murid yang memerlukan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
utama untuk menghadapi hidupnya di masa depan. Menurut badan Standar nasional
Pendidikan (2006: 88), yang dimaksud dengan kompetensi pedagogis adalah
kemampuan dalam pengelolahan peserta didik yang meliputi : a). Pemahaman
wawasan atau landasan kependidikan, b). Pemahaman tentang peserta didik, c).
Pengembangan kurikulum atau silabus, d). perancangan pembelajaran, e).
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, f). evaluasi hasil
belajar, g). pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
kompetensi yang dimiliki nya.
Menurut
Bandan Standar Nasioanal Pendidikan, kompetensi prefesional adalah kemampuan
penguasaan meteri pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi : (a)
konsep, struktur, metode, dan keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren
dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c)
hubungan konsep antara mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari; (e) kompetensi secara prefesional dalam konteks
global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. Seorang guru harus
menjadi seorang yang special, namun lebih baik lagi jika menjadi special bagi
semua siswanya. Guru harus merupakan kumpulan orang-orang yang pintar dibidangnya
masing-masing dan juga dewasa dalam brsikap. Namun yang lebih penting adalah
bagaimana cara guru tersebut dapat menularkan kepintaran dan kedewasaannya
tersebut kepada para siswanya di kelas. Sebab guru adalah jabatan bagi lahirnya
anak-anak cerdas dan dewasa di masa mendatang.
Penjelasan
diatas merupakan soft skill yang
harus dimiliki seorang guru. Dalam hal ini juga, dapat kita simpulkan bahwa
dalam mewujudkan kualitas guru dibutuhkan ketrampilan berkomunikasi yang
disebut dengan Interpersonal Skill. Dalam pengembangan intrapersonal skills, perlu adanya
pengembangan kekuatan yang ada dalam diri kita (Intrapersonal Skill). Jika Intrapersonal Skill berkembang dengan
baik atau sebagai perkembangan dalam memahami diri, baru mampu menumbuhkan
kecakapan dalam berkomunikasi dengan orang lain (Interpersonal Skill).
Komunikasi
adalah cara penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan media
tertentu sehingga apa yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah. Komunikasi
sangat penting karena dalam komunikasi itu ada kesemaan pandangan atau konsep
antara siswa dan guru. Adapun karakteristik komunikasi antara lain sebagai
berikut : 1). Komunikasi adalah sebuah proses, 2). Komunikasi adalah upaya
secara sadar, sengaja, dan memiliki tujuan, 3). Komunikasi menuntut partisipasi
dan kerja sama dari pihak-pihak yang terlibat, 4). Komunikasi bersifat simbolis
(memanfaatkan simbol-simbol, misalnya simbol verbal berupa bahasa), 5).
Komunikasi bersifat transaksional (menuntut dua tindakan memberi dan menerima),
6), komunikasi menembus ruang dan waktu (pelakunya tidak harus berada pada saat
dan waktu yang sama).
Ada
empat macam komunikasi, antara lain adalah : Fungsi Sosial ialah komunikasi sangat penting untuk membangun konsep
diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan dan terhindar
dari tekanan. Fungsi ekspresif ialah
muncul sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan emosi
melalui pesan-pesan nonverbal. Fungsi
ritual ialah umumnya merupakan kegiatan kelompok dengan menggunakan
komunikasi berupa kata-kata dan perilaku yang bersifat. Fungsi instrumental ialah bertujuan untuk menginformasikan,
mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan
tindakan, dan menghibur (persuasif).
Manfaat
Komunikasi adalah menyampaikan pikiran dan perasaan, tidak terasing atau
terisolasi dari lingkungan, dapat mengajar dan memberitahukan sesuatu, dapat
mengetahui dan mempelajari sesuatu dari peristiwa yang terjadi di lingkungan,
dapat mengenal diri sendiri, dapat memperoleh hiburan dan menghibur orang lain,
mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang, komunikasi dapat digunakan
mengisi waktu luang, menambah pengetahuan dan mengubah sikap serta perilaku
kebiasaan, membujuk dan memaksa orang lain untuk berpendapat dan berperilaku
sesuai harapan.
Dalam
komunikasi juga terdapat beberapa tingkatan komunikasi antara lain: Tingkat
pertama ialah Komunikasi Intrapribadi (Interpersonal cummunication) yaitu
komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Berupa pengelolahan informasi
melalui panca indra dan sistem saraf seperti merenung, berfikir, menggambar,
dan menulis sesuatu. Tingkat kedua ialah Komunikasi Antarpribadi yaitu komunikasi
yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya. Misalnya
percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan telepon, dan sebagainya.
Tingkat ketiga ialah Komunikasi Kelompok yaitu kegiatan komunikasi yang
berlangsung dalam suatu kelompok. Komunikasi yang terjadi sesuai dengan tingkat
dan kedudukan orang tersebut di dalam kelompoknya. Tingkat keempat ialah
Komunikasi Antarkelompok Yaitu komunikasi yang berlangsung antara suatu
kelompok dengan kelompok lainnya. Jumlah yang terlibat mungkin hanya dua atau tiga
orang, tetapi masing-masing membawa serta peran dan kedudukan membawa serta peran
dan kedudukan dalam kelompok asalnya masing-masing. Tingkat kelima ialah
Komunikasi organisasi Yaitu mencakup kegiatan komunikasi di dalam organisasi
maupun antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat
organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan
kegiatan komunikasinya. Tingkat keenam ialah Komunikasi dengan Masyarakat Yaitu
komunikasi yang ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuknya dapat berupa komunikasi
massa (komunikasi melalui media massa) atau komunikasi langsung (ceramah, pidato
dilapangan terbuka).
Sistem
komunikasi interpersonal mencakup: a). Hubungan interpersonal yang dipengaruhi
kepercayaan, sikap suportif dan sikap terbuka. b). Persepsi interpersonal artinya merupakan
makna atau penafsiran dari stimuli indrawi dari komunikan. Baik yang verbal
maupun nonverbal. c). Konsep diri,
pandangan dan perasaan kita tentang diri kita sendiri. d). Atraksi interpersonal
adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang.
Prinsip
komunikasi efektif adalah menghargai orang lain, kemampuan untuk mendengar atau
mengerti sebelum didengarkan atau dimengerti orang lain, penggunaan media yang
dapat didengarkan atau dipahami orang lain, kejelasan pesan, sikap rendah hati,
melayani, mau mendengar, mau menerima kritik, tidak memandang remeh pihak lain,
pengendalian diri, mengutamakan kepentingan lebih besar.
Dalam
interpersonal skill guru tidak hanya
komunikasi yang penting yang harus dimiliki seoang guru guru juga harus
memiliki keterampilan dalam memotivasi, keterampilan membangun team dan keterampilan
mediasi. Semua ini adalah hal yang harus diketahui dalam memahami interpersonal skill guru.
Keberhasilan
suatu kegiatan sangat dipengaruhi oleh motivasinya, dengan demikian kemampuan
memberikan motivasi sangat penting dimiliki oleh guru dalam rangka memperoleh keberhasilan
dalam proses pendidikan. Motivasi debedakan menjadi dua macam yaitu motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari
diri seseorang, sedangkan. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang diakibatkan
rangsangan dari luar. Motivasi adalah pendorong atau penggerak setiap
aktivitas. Oleh karena itu motivasi intrinsik akan memiliki pengaruh yang lebih
kuat. Perlu diperhatikan pula, bagaimana seorang guru dapat membantu siswa
untuk mampu melakukan internalisasi motivasi eksternal.
Banyaknya
kegiatan belajar yang memerlukan pembentukan tim membuat guru juga harus
menguasai team building (keterampilan
membangun tim). Komunikasi sangat diperlukan dalam proses team building, berikut 7 hal yang dijadikan tolak ukur penilaian keberhasilan
komunikasi seseorang: kemampuan bertanya, kemampuan mengemukakan pendapat,
kemampuan merefleksikan pemahamannya, menawarkan bantuan, menghargai pendapat
orang lain, menjadi pendengar yang baik, dan jujur pada diri sendiri.
Cara
membangun team yang solid ialah membagi target atau misi dengan yang lain,
sikap saling percaya, keterbukaan, kejujuran dengan sesama anggota team, rasa memiliki atau menjadi bagian
dari team, kemauan berpartisipasi
dalam team, pembuatan keputusan
bersama, membuat dan menyepakati komitmen bersama. Adapun prinsip-prinsip team building antara lain adalah bekerja
dalam kerangka pemikiran bersama, memberi kesempatan bagi anggota tim untuk
memimpin, memberi arahan dan bantuan, melakukan sesuatu atas nama tim, kompak
dalam menghadapi tantangan, memampukan orang lain, dan saling menghormati
antara anggota tim.
Terakhir
adalah keterampilan melakukan mediasi. Mediasi forum penyelesaian sengketa melalui
proses negosiasi atau perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang netral dan dapat
diterima oleh para pihak yang bersengketa. Keterampilan melakukan mediasi
menjadi sangat diperlukan oleh guru mengingat potensi konflik yang selalu ada
dalam setiap sekolah. Penyikapan dan penanganan yang tepat atas suatu konflik
akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan pendidikan.
Tujuan
mediasi adalah menhasilkan rencana sesuatu ke depan yang dapat diterima dan
dijalankan oleh para pihak yang bersengketa, menyiapkan para pihak yang
bersengketa untuk menerima konsekuensi dari hasil mediasi yang disepakati,
mengurangi ketegangan dan konflik yang timbul dengan mengatasi kendala
psikologis dan teknis secara konsensus. Tugas mediasi atau mediator adalah sebagai katalisator (mendorong
terciptanya penyelesaian secara kondusif), sebagai
pendidik (memahami kehendak dari masing-masing pihak), sebagai narasumber (menjadi tempat bertanya, meminta saran, dan
sebagai sumber informasi), sebagai
penyampai pesan (menyampaikan pesan dari salah satu pihak untuk
dikomunikasikan dengan pihak lain), sebagai
pemimpin (mengambil inisiatif untuk mendorong penuntasan konflik secara
prosedural sesuai kerangaka waktu yang disepakati.
Kemampuan
guru dalam berkomunikasi sangat diperlukan di dalam pembelajaran baik dikelas
maupun diluar kelas. Komunikasi dengan intonasi yang dapat dimengerti siswa,
intonasi yang sopan, memiliki nilai-nilai dan norma-norma, apalagi jika disisipi
nilai-nilai religius, akan sangat menyejukkan bagi kehidupan. Perlu diingat,
berkomunikasi juga harus bisa membangun motivasi bagi siswa untuk selalu giat
dalam menyelesaikan tugas belajar. Apa arti sebuah angka nilai jika siswa
tersebut tidak memiliki kemampuan yang diharapkan. Komunikasi sangat penting
dalam membentuk konsepsi diri siswa dan akan membawa siswa ke arah perubahan
sikap seperti tujuan pembelajaran yang direncenakan sebelumya.
Jadi,
Interpersonal skill guru adalah
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Guru harus memiliki soft
skill sehingga pendidikan yang ada di Indonesia menjadi bernutu dan
berkualitas dan yang terpenting tenaga kependidikan menjadi prefesionalisme.
Sumber
:
Shoimin,
Aris. 2014. Guru Berkarakter untuk
Implementasi Pendidikan Karakter. Yogyakarta. Penerbit : Gava Media.
Muqowin. Tidak diketahui. Pengembangan Soft Skills Guru. Tidak diketahui. Penerbit :
Pedagogia.
Mustafah,
Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru
Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta. Penerbit :
Kencana.
Robby.
2012. Kompetensi Soft Skill Guru.
(online), (https://karobby.wordpress.com/2012/05/12/kompetensi-soft-skill-guru/),
diakses 17 juni 2015.
0 komentar:
Posting Komentar